MAKALAH FISIKA DASAR
JENIS-JENIS SKALA TERMOMETER
DAN PEMUAIAN
Oleh
Kelompok
V
ARINI FITRI
WIDAYANTI YUSUF
DEWI SEPTIANI
CAHYA
UNIVERSITAS
HASANUDDIN
MAKASSAR
2012
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan syukur kehadirat
Allah Yang Maha Esa, kami kelompok lima dapat menyusun Makalah Fisika Dasar
tentang Jenis-jenis Skala Termometer dan Pemuaian Zat. Makalah ini merupakan
pemenuhan suatu tugas dari Dosen Fisika Dasar yang merupakan salah satu Mata
Kuliah Umum di Universitas Hasanuddin.
Isi dari makalah ini merupakan terdiri
dari materi mengenai suhu, jenis-jenis thermometer dan pemuaian zat. Makalah ini dapat terselesaikan dengan baik dan
dalam waktu yang relatif singkat sesuai dangan apa yang di minta oleh Dosen
kami. Sangat diharapkan makalah ini kiranya dapat memberikan
manfaat berupa wawasan dan pengetahuan kepada pembaca.
Perihal
kekurangan yang ada di dalam makalah ini, baik dalam penguraian konsep atau
yang lainnya, tentu saja kami dengan hati terbuka selalu menerima kritik dan
saran yang membangun demi penyempurnaan makalah ini. Dan akhirnya kami ucapkan
terima kasih kepada teman yang telah membantu dan senantiasa ikut menuangkan
idenya dalam penyusunan makalah ini.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa tetap membimbing dan
memberikan rahmat-Nya bagi rencana kita bersama.
Penyusun
DAFTAR ISI
Sampul
Kata Pengantar
Daftar Isi
Bab I
Pendahuluan
A.
Latar Belakang
B.
Permasalahan
C.
Tujuan dan manfaat
Bab II
Pembahasan
A.
Pengertian suhu
B.
Jenis – jenis termometer
C.
Skala thermometer
D.
Hubungan antar skala suhu
E.
Pemuaian zat
F.
Penggunaan pemuaian zat
G.
Akibat Pemuaian Zat
BAB
III Penutup
A.
Kesimpulan
B.
Saran
Referensi
|
……………………………………………..........
…………………………………………………..
…………………………………………………..
…………………………………………………..
…………………………………………………..
…………………………………………………..
…………………………………………………..
………………………………………………......
…………………………………………………..
………………………………………………......
…………………………………………………..
…………………………………………………..
…………………………………………………..
…………………………………………………..
…………………………………………………..
…………………………………………………..
…………………………………………………..
…………………………………………………..
…………………………………………………..
|
I
ii
iii
1
1
1
2
3
3
4
7
8
10
13
14
16
16
16
17
|
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Apakah sebenarnya suhu itu ? Apakah
suhu dengan panas itu sama ? Seorang anak yang demam, jika disentuh keningnya
akan terasa panas, dalam keadaan demikian dikatakan suhu anak tersebut tinggi. Demikian
juga air panas memiliki suhu yang tinggi dibandingkan dengan air dingin. Jadi
ada hubungan antara suhu dengan panas, tetapi keduanya tidak sama. Alat yang digunakan untuk mengukur
suhu adalah termometer. Terdapat banyak jenis termometer, tetapi prinsip
kerjanya sebenarnya sama. Biasanya, kita memanfaatkan materi yang bersifat
termometrik (sifat materi yang berubah terhadap temperatur). Maksudnya, kalau
suhu materi tersebut berubah, bentuk dan ukuran materi tersebut juga ikut-ikutan
berubah. Kebanyakan termometer menggunakan materi yang bisa memuai ketika
suhunya berubah. Dan setiap benda yang di panaskan
akan memuai. Pengecualian adalah ketika memanaskan air antara 0° C sampai
dengan 4°C, air bukannya memuai tetapi malah menyusut. Zat padat memiliki
pemuaian panjang, pemuaian luas, dan pemuaian volum. Sedangkan zat cair dan gas
hanya mengalami pemuaian volum. Untuk lebih jelasnya kami paparkan dalam
makalah ini.
B.
Permasalahan
A.
Pengertian suhu
B.
Jenis – jenis termometer
C.
Skala thermometer
D.
Hubungan antar
skala suhu
E.
Pemuaian zat
F.
Penggunaan pemuaian zat
G.
Akibat Pemuaian Zat
C.
Tujuan dan Manfaat
a.
Tujuan
Adapun
tujuan pembuatan makalah ini untuk mengetahui seputar pengetahuan mengenai
suhu, jenis-jenis dan skala thermometer, serta manfaat dan akibat dari pemuaian
zat.
b.
Manfaat
Manfaat dalam pembuatan makalah ini
adalah menambah wawasan dan pengetahuan tentang suhu, Jenis – jenis thermometer, Skala
thermometer, Hubungan antar
skala suhu, Pemuaian zat, Penggunaan dan Akibat Pemuaian Zat.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian suhu
Suhu yaitu suatu besaran yang menyatakan ukuran
derajat panas atau dinginnya suatu benda. Sedangkan panas merupakan suatu
bentuk energy yang terdapat pada suatu materi (zat). Konsep suhu berasal dari perasaan kita tentang
kepanasan ( kegerahan ) dan kedinginan. Karena itu, secara alamiah kita
menyatakan suatu benda itu panas atau dingin dengan menyetuhnya dengan tangan.
Ketika kita menyentuh dua benda, misalnya gelas berisi air hangat dan gelas berisi
air es dengan telapak tangan maka kita dapat menyatakan air mana yang suhunya
lebih tinggi. Tentu saja, air yang suhunya lebih tinggi adalah air yang oleh
telapak tanganmu terasa lebih panas. Namun, apakah tangan kita tepat dikataka sebagai
alat ukur suhu? Tangan kita sebagai
indra peraba yang tidak dapat sebagai alat pengukur. Ini karena suhu yang
dirasakan oleh tangan bergantung pada suhu yang diraba tangan sebelumnya. Kita
telah mengetahui bahwa tangan tidak dapat digunakan sebagai alat pengukur suhu.
Alat yang digunakan untuk mengukur suhu dengan tepat dan menyatakannya dengan
suatu angka adalah termometer.
Agar bisa digunakan untuk mengukur suhu,
termometer harus mengandung zat yang sifat fisiknya berubah terhadap suhu.
Contoh sifat – sifat zat yang bisa digunakan untuk membuat termometer adalah:
1.
Pemuaian suatu
kolom cairan dalam suatu pipa kapiler,
2.
Hambatan
listrik pada seutas kawat platina,
3.
Beda potensial
pada suatu termokopel,
4.
Pemuaian suhu
keping bimetal,
5.
Tekanan gas
pada volum tetap,
6.
Radiasi yang dipancarkan
benda.
Beberapa sifat
yang mutlak dibutuhkan oleh sebuah termometer adalah
Skala yang mudah dibaca
Aman untuk digunakan
Kepekaan pengukurannya
Lebar jangkauan suhu yang mampu diukur.
B.
Jenis – Jenis
Termometer
Saat ini terdapat beberapa jenis termometer,
diantaranya :
1.
Termometer
Cairan
Jenis termometer yang paling banyak kita jumpai
dalam keseharian adalah termometer yang pipa kacanya berisi cairan, misalnya Termometer Air Raksa. Umumnya cairan
akan memuai dengan laju yang berbeda untuk jangkauan suhu yang berbeda. Pengecualian
adalah pada raksa, yang
memiliki pemuaian yang teratur.
a.
Termometer raksa
Termometer yang pipa kacanya diisi dengan raksa
disebut termometer raksa.
Termometer raksa dengan skala celcius adalah termometer yang umum dijumpai
dalam keseharian.
Raksa dalam pipa termometer akan memuai jika
dipanaskan. Pemuaian mendorong kolom cairan ( raksa ) keluar dari pentolan pipa
menuju ke pipa kapiler. Pipa kapiler memiliki lubang yang kecil
agar termometer peka, karena pemuaian volum raksa yang kecil saja akan
menimbulkan perubahan yang besar pada panjang kolom raksa. Pentolan pipa termometer dibuat dari kaca
tipis agar kalor segera dapat dihantarkan secara konduksi oleh pentolan
kepada cairan didalamnya.
Pipa termometer
dibungkus oleh tangkai kaca berdinding tebal. Tangkai kaca ini bertindak
sebagai suatu lensa pembesar yang memungkinkan suhu dibaca dengan mudah.
Keuntungan menggunakan
raksa sebagai zat cair pengisi pipa termometer dibandingkan dengan zat cair
lainnya adalah :
ü Raksa mudah
dilhat karena mengkilap
ü Volum raksa
berubah secara teratur ketika terjadi perubahan suhu
ü Raksa tidak
membasahi kaca ketika memuai atau menyusut
ü Jangkauan suhu
raksa cukup lebar dan sesuai untuk pekerjaan – pekerjaan laboratorium ( -40°C
sampai dengan 350°C)
ü Raksa dapat
terpanasi secara merata sehingga menunjukkan suhu dengan cepat dan tepat.
Kerugian
menggunakan raksa sebagai cairan pengisi
pipa termometer adalah :
ü Raksa mahal
ü Raksa tidak
dapat digunakan untuk mengukur suhu yang sangat rendah ( misalnya suhu di kutub
utara atau kutub selatan )
ü Raksa termasuk
zat berbahaya ( sering dinamakan “air keras”) sehingga termometer raksa
berbahaya jika tabungnya pecah.
b.
Termometer alkohol
Keuntungan menggunakan alkohol sebagai cairan pengisi
pipa termometer adalah :
ü Alkohol lebih
murah dibandingkan dengan raksa
ü Alkohol teliti,
karena untuk kenaikkan suhu yang kecil, alkohol mengalami perubahan volum yang
lebih besar
ü Alkohol dapat
mengukur suhu yang sangat dingin ( misal suhu di daerah kutub) karena titik
beku alkohol sangat rendah, yaitu - 112°C.
Kerugian
menggunakan alkohol sebagai cairan pengisi pipa termometer adalah :
ü Alkohol memiliki
titik didih rendah, yaitu 78°C, sehingga pemakaiannya terbatas ( antara lain
tidak dapat mengukur suhu air ketika mendidih )
ü Alkohol tidak
berwarna, sehingga harus diberi warna terlebih dahulu agar mudah terlihat,
ü Alkohol
membasahi ( melekat) pada dinding kaca .
Air tidak
digunakan untuk mengisi pipa termometer karena lima alasan berikut.
1.
Air membasahi dinding kaca, sehingga
meninggalkan titik – titik air pada kaca, dan ini akan mempersulit membaca
ketinggian air dalam tabung.
2.
Air tidak berwarna, sehingga sulit dibaca batas
ketinggiannya.
3.
Jangkauan suhu air terbatas ( 0°C - 100°C ).
4.
Perubahan volum air sangat kecil ketika suhu
dinaikkan.
5.
Hasil bacaan yang didapat kurang teliti karena
air termasuk penghantar panas yang sangat jelek. Agar semua bagian air mencapai
suhu yang sama, diperlukan waktu yang lama.
c.
Beberapa termometer cairan dalam keseharian
1. Termometer
Klinis
Biasanya
termometer klinis digunakan oleh para dokter dan perawat untuk mengukur suhu
badan pasiennya ( manusia ).
Cairan yang
digunakan untuk mengisi pipa adalah raksa. Skala pada termometer ini mencakup
sedikit di atas dan di bawah suhu rata – rata tubuh manusia, yaitu 37°C. Oleh
karena itu suhu terendah manusia tidak pernah kurang dari 35°C dan suhu
tertinggi tidak pernah lebih dari 42°C, angka – angka pada skala didesain
antara 35°C sampai dengan 42°C.
2. Termometer
dinding
Umumnya, termometer dinding dipasang tegak di
dinding sebuah ruang dan digunakan untuk mengukur suhu ruang. Angka – angka
pada skala termometer mencakup suhu diatas dan dibawah suhu yang dapat terjadi
dalam ruang. Termometer dinding mempunyai skala -50°C sampai dengan 50°C.
3. Termometer
maksimum dan minimum Six
Suhu dalam sebuah rumah kaca, yaitu rumah yang
digunakan untuk menanam tanaman sebagai bahan penelitian, Umumnya diukur dengan
menggunakan termometer maksimum dan minimum Six. Suhu minimum biasanya terjadi
pada malam hari dan suhu maksimum biasanya terjadi pada siang hari.
2.
Termometer – termometer lainnya
a.
Termometer gas
Pada
prinsipnya, jika suhu naik, tekanan gas naik dan dihasilkan beda ketinggian h
yang lebih besar pada termometer. Karena gas memuai lebih besar daripada cairan
maka termometer gas lebih teliti daripada termometer cairan. Selain itu
termometer gas dapat mengukur suhu yang lebih rendah dan lebih tinggi daripada
termometer cairan. Lebar jangkauan suhunya adalah mulai dari - 250°C sampai
dengan 1500°C.
b.
Termometer platina
Prinsip
termometer ini adalah ketika suhu naik, hambatan listrik platina naik. Hambatan
listrik diukur dengan teliti oleh sebuah rangkaian jembatan. ( Rangkaian
jembatan dipelajari di SMA).
Keuntungan
termometer platina adalah Jangkauan suhunya lebar ( - 250°C sampai dengan
1500°C), teliti, dan peka. Kerugian termometer ini adalah suhu tidak dibaca
secara langsung. Pembacaannya lambat, sehingga tidak sesuai untuk mengukur suhu
yang berubah – ubah.
c.
Termometer
termistor
Prinsip
kerjanya adalah ketika suhu naik, hambatan termistor turun. Hambatan listrik
diukur dengan suatu rangkaian yang mengandung sebuah skala yang dikalibrasi
dalam derajat suhu.
Keuntungan termometer ini adalah dapat dihubungkan
kerangkaian lain atau komputer. Kerugiannya adalah jangkauan suhunya terbatas,
yaitu -25°C sampai dengan 180°C.
d.
Termometer termokopel
Termometer
ini terdiri dari dua kawat yang dibuat dari bahan logam yang berbeda jenis dan
dihubungkan kesebuah amperemeter. Prinsip kerjanya adalah suhu berbeda akan
menghasilkan arus listrik yang berbeda.
Keuntungan termometer ini adalah jangkauan suhunya besar (
mulai dari - 100°C sampai dengan 1500°C ), ukuran termometer kecil, dapat
mengukur suhu dengan cepat, dan dapat dihubungkan ke rangkaian lain atau
komputer. Kerugiannya adalah
kurang teliti jika dibandingkan dengan termometer gas volum konstan dan
termometer platina.
e.
Termometer bimetal
Termometer ini mengandung sebuah keping bimetal
tipis berbentuk spiral. Prinsipnya, makin besar suhu, keping bimetal makin
melengkung untuk menunjukkan suhu yang lebih besar.
f.
Pirometer
Pirometer
( pyrometer) adalah termometer yang digunakan untuk mengukur suhu yang
sangat tinggi ( di atas 1000°C), seperti suhu peleburan logam atau suhu
permukaan Matahari. Prinsip kerja alat ini adalah mengukur radiasi yang
dipancarkan oleh benda tersebut. Terdapat dua macam pirometer, yaitu pirometer
optik dan pirometer radiasi total.
C.
Skala
Termometer
Ditinjau
dari skala yang dipergunakan, terdapat 4 jenis termometer yaitu termometer
Celcius, Fahrenheit, Reamur dan Kelvin. Nama termometer ini dipakai sesuai
dengan penemunya.
1.
Skala Celcius
Andreas
Celcius, menetapkan titik beku air sebagai titik tetap bawah yaitu 0° dan titik
didih air sebagai titik tetap atas yaitu100°. Celcius membagi jarak titik tetap
bawah dan titik tetap atasmenjadi 100 skala, sehingga titik beku air berada
pada 0°C dantitik didih air pada 100° C. Menurut skala celcius setiap
bagianskala menunjukkan 1° C. Termometer skala celcius banyak dipergunakan
untuk mengukur suhu tubuh.
2.
Skala Fahrenheit
Meskipun menggunakan patokan yang sama untuk titik tetapatas dan
titik tetap bawah, tetapi Gabriel Daniel Fahrenheit menetapkan titik beku air
pada 32° F dan titik didih air pada 212° F. Untuk patokan yang sama, Fahrenheit
membagi skalanya dalam 180 bagian. Skala Fahrenheit banyak dipakai dinegara
Eropa dan Amerika.
3.
Skala Reamur
Reamur juga menggunakan patokan yang sama, tetapi untuk jarak
tersebut Reamur membagi skalanya menjadi 80° bagian. Titik beku air menurut
skala Skala Reamur adalah 0° R,sedangkan titik didih air pada 100° R.
4.
Skala Kelvin
Menurut
para ahli, suhu paling rendah yang dimiliki oleh suatubenda sama dengan -273 °
C. Suhu ini dinamakan suhu nolmutlak, karena pada suhu -273 ° C
partikel-partikel gas tidakbergerak lagi. Ilmuwan pertama yang mengusulkan
pengukuranberdasarkan nol mutlak adalah Lord Kelvin, oleh karenanya dinamakan
Suhu Kelvin. Suhu Kelvin ditetapkan sebagai SatuanInternasional (SI) untuk
besaran suhu.Seperti Celcius, Kelvin membagi skala menjadi 100 bagian. Batas
bawah skala Kelvin ditetapkan pada titik beku air adalah273 K dan batas atas
ditetapkan pada titik didih air 373 K.
D.
Hubungan antar Skala
Suhu
1.
Hubungan Skala Celcius dan Reamur
Celcius dan
Reamur menggunakan cara yang samadalam menetapkan titik atas dan titik bawah.
Keduanya juga menetapkan 0° sebagai batas bawah. Perbedaannya Celcius membagi
menjadi 100 skala, sedangkan Reamur membagi menjadi 80 skala. Dengan demikian
satu bagian skala Celcius = 80/100 atau 4/5 bagian skala Reamur. Bila suhu naik
1° C, kenaikan pada skala reamur adalah1 x 4/5 ° R = 0,8° R. Bila suhu naik 10
° C, kenaikan pada skala reamur adalah10 x 4/5 ° R = 8° R; demikian seterusnya.
Jadi bila pada termometer skala Celcius menunjukkan suhu 10° C, maka pada skala
reamur menunjukkan suhu 8° R. T 0°C = 4/5 T °R atau T °R = 5/4 T °C.
2.
Hubungan Skala Celcius dan Fahrenheit
Seperti
Reamur, Celcius dan Fahrenheit menggunakan cara yang sama dalam menetapkan
titik atas dan titik bawah. Perbedaannya Celcius membagi menjadi 100 skala,
sedangkan Fahrenheit membagi menjadi 180 skala. Perbedaan yang lain, Celcius
mulai dari 0° C sedangkan Fahrenheit mulai dari 32° F. Dengan demikian satu
bagian skala Celcius =180/100 atau 9/5 bagian skala Fahrenheit. Bila suhu naik
1° C, kenaikan pada skala fahrenheit adalah 1 x 9/5 °F = 1,8° F. Bila suhu naik
10° C, kenaikan pada skala reamur adalah 10 x 9/5 ° F = 18 ° F; demikian
seterusnya. Karena Celcius menetapkan 0 ° C sebagai batas bawah danFahrenheit
menetapkan 32°F, maka untuk setiap kenaikan skala Celcius ditambah dengan 32.
Jadi
bila pada termometer skala Celcius menunjukkan suhu10° C, maka pada skala
Fahrenheit menunjukkan suhu 32+18 ° F.T ° C = (32 + 9/5 T) °F atau T °F = 5/9
(T – 32) ° C.
3.
Hubungan Skala Celcius dan Kelvin
Skala
Celcius dan Kelvin menggunakan skala yang sama, yaitu membagi menjadi 100 skala
untuk batas atas dan batas bawah. Perbedaannya Celcius mulai dari 0° C sedangkan Kelvin mulai dari 273 K. Dengan
demikian satu bagian skala Celcius = satu bagian skala Kelvin. Bila suhu naik
1° C, kenaikan pada skala Kelvin adalah 1 K bila suhu naik 10°C, kenaikan pada
skala Kelvin adalah 10 K juga; demikian seterusnya. Karena Celcius menetapkan
0°C sebagai batas bawah dan Kelvin menetapkan 273K, maka 273.Jadi bila pada termometer skala Celcius menunjukkan
suhu 10 ° C, maka pada skala Kelvin menunjukkan suhu 10 + 273 K = 283 K. T ° C = T + 273 K atau T K = (T –
273) ° C
Contoh Soal
Sebuah benda suhunya berubah dari
menjadi
Nyatakan suhu-suhu itu ke dalam skala Celsius
dan Kelvin, kemudian tentukan perubahan suhu
untuk skala suhu Celsius dan Kelvin.
Penyelesaian :
Mengubah
suhu dari skala Fahrenheit ke skala Celsius :
Untuk memperoleh suhu skala Kelvin diperoleh,
Perubahan suhu dalam
skala Celsius dan Kelvin berturut-turut adalah
dan
Jadi, perubahan suhu skala
Celsius sama dengan perubahan suhu skala Kelvin.
E. Pemuaian Zat
Pemuaian
dialami oleh zat padat , zat cair dan gas.
1.
Pemuaian zat padat
Pemuaian
zat padat terdiri dari :
a.
Pemuaian
Panjang
Pemuaian panjang suatu benda dipengaruhi oleh panjang mula-mula benda,
besar kenaikan suhu, dan tergantung dari jenis benda.
Besarnya
panjang zat padat untuk setiap kenaikan 1ºC pada zat sepanjang 1 m disebut
koefisien muai panjang (α). Hubungan antara panjang benda, suhu, dan koefisien
muai panjang dinyatakan dengan persamaan
DL
= Lo . a
. Dt
|
L0 = panjang mula – mula ( m )
ΔL = pertambahan pamjang ( m )
a = koefisien
muai panjang ( /°C)
Dt
= Selisih antara suhu akhir dan suhu mula-mula
b.
Pemuaian
Luas
Pertambahan luas zat padat untuk setiap kenaikan 1ºC pada zat seluas 1 m^2 disebut koefisien muai luas (β). Hubungan antara luas benda, pertambahan luas suhu, dan koefisien muai luas suatu zat adalah
DA = Ao . b
Dt
|
Pertambahan luas zat padat untuk setiap kenaikan 1ºC pada zat seluas 1 m^2 disebut koefisien muai luas (β). Hubungan antara luas benda, pertambahan luas suhu, dan koefisien muai luas suatu zat adalah
Keterangan:
A = Luas akhir (m2)
ΔA = Pertambahan luas (m2)
A0 = Luas mula-mula (m2)
β = Koefisien muai luas zat (/º C) (b = 2 a)
Δt = Kenaikan suhu (ºC)
A = Luas akhir (m2)
ΔA = Pertambahan luas (m2)
A0 = Luas mula-mula (m2)
β = Koefisien muai luas zat (/º C) (b = 2 a)
Δt = Kenaikan suhu (ºC)
c.
Pemuaian
Volume
Jika suatu balok mula-mula memiliki panjang P0, lebar L0, dan tinggi h0 dipanaskan hingga suhunya bertambah Δt, maka berdasarkan pada pemikiran muai panjang dan luas diperoleh harga volume balok tersebut sebesar
dimana
DV = Vo . g
Dt
|
Jika suatu balok mula-mula memiliki panjang P0, lebar L0, dan tinggi h0 dipanaskan hingga suhunya bertambah Δt, maka berdasarkan pada pemikiran muai panjang dan luas diperoleh harga volume balok tersebut sebesar
dimana
Keterangan:
V = Volume akhir (m3)
V0 = Volume mula-mula (m3)
ΔV = Pertambahan volume (m3)
γ = Koefisien muai volume (/ºC) (g = 3 a)
Δt = Kenaikan suhu (ºC)
V = Volume akhir (m3)
V0 = Volume mula-mula (m3)
ΔV = Pertambahan volume (m3)
γ = Koefisien muai volume (/ºC) (g = 3 a)
Δt = Kenaikan suhu (ºC)
2.
Pemuaian Zat Cair
Pada zat cair tidak melibatkan muai panjang ataupun muai luas, tetapi hanya dikenal muai ruang atau muai volume saja. Semakin tinggi suhu yang diberikan pada zat cair itu maka semakin besar muai volumenya. Pemuaian zat cair untuk masing-masing jenis zat cair berbeda-beda, akibatnya walaupun mula-mula volume zat cair sama tetapi setelah dipanaskan volumenya menjadi berbeda-beda. Pemuaian volume zat cair terkait dengan pemuaian tekanan karena peningkatan suhu. Titik pertemuan antara wujud cair, padat dan gas disebut titik tripel.
Anomali Air
Khusus untuk air, pada kenaikan suhu dari 0º C sampai 4º C volumenya tidak bertambah, akan tetapi justru menyusut. Pengecualian ini disebut dengan anomali air. Oleh karena itu, pada suhu 4ºC air mempunyai volume terendah. Hubungan volume dengan suhu pada air dapat digambarkan pada grafik berikut.
Pada suhu 4ºC, air menempati posisi terkecil sehingga pada suhu itu air memiliki massa jenis terbesar. Jadi air bila suhunya dinaikkan dari 0ºC – 4ºC akan menyusut, dan bila suhunya dinaikkan dari 4ºC ke atas akan memuai. Biasanya pada setiap benda bila suhunya bertambah pasti mengalami pemuaian. Peristiwa yang terjadi pada air itu disebut anomali air. Hal yang sama juga terjadi pada bismuth dengan suhu yang berbeda. Lakukan kegiatan berikut untuk menyelidiki kecepatan pemuaian pada berbagai macam zat cair.
Pada zat cair tidak melibatkan muai panjang ataupun muai luas, tetapi hanya dikenal muai ruang atau muai volume saja. Semakin tinggi suhu yang diberikan pada zat cair itu maka semakin besar muai volumenya. Pemuaian zat cair untuk masing-masing jenis zat cair berbeda-beda, akibatnya walaupun mula-mula volume zat cair sama tetapi setelah dipanaskan volumenya menjadi berbeda-beda. Pemuaian volume zat cair terkait dengan pemuaian tekanan karena peningkatan suhu. Titik pertemuan antara wujud cair, padat dan gas disebut titik tripel.
Anomali Air
Khusus untuk air, pada kenaikan suhu dari 0º C sampai 4º C volumenya tidak bertambah, akan tetapi justru menyusut. Pengecualian ini disebut dengan anomali air. Oleh karena itu, pada suhu 4ºC air mempunyai volume terendah. Hubungan volume dengan suhu pada air dapat digambarkan pada grafik berikut.
Pada suhu 4ºC, air menempati posisi terkecil sehingga pada suhu itu air memiliki massa jenis terbesar. Jadi air bila suhunya dinaikkan dari 0ºC – 4ºC akan menyusut, dan bila suhunya dinaikkan dari 4ºC ke atas akan memuai. Biasanya pada setiap benda bila suhunya bertambah pasti mengalami pemuaian. Peristiwa yang terjadi pada air itu disebut anomali air. Hal yang sama juga terjadi pada bismuth dengan suhu yang berbeda. Lakukan kegiatan berikut untuk menyelidiki kecepatan pemuaian pada berbagai macam zat cair.
3.
Pemuaian gas
Pemuaian
Gas Ada 3 Macam Yaitu:
1.
Untuk
sejumlah gas bermassa tertentu, pada tekanan tetap, ternyata volumenya
sebanding dengan temperatur mutlaknya atau dikenal dengan HUKUM GAY LUSSAC
dan proses ini disebut dengan proses ISOBARIK.
|
V = C . T
|
Atau
|
2.
Untuk
sejumlah gas bermassa tertentu, pada temperatur konstan, ternyata tekanan
gas berbanding terbalik dengan volumenya atau dikenal dengan HUKUM BOYLE
dan proses ini disebut dengan proses ISOTERMIS.
P =
|
P.V = C
|
P1 V1 = P2 V2
|
Jadi
pada TEMPERATUR TETAP berlaku :
3.
Selain
itu gas dapat diekspansikan pada volume tetap dan prosesnya disebut
dengan proses ISOKHORIS atau dikatakan tekanan gas sebanding dengan
temperatur mutlaknya.
|
P = C . T
|
|
Jadi
pada VOLUME TETAP berlaku :
F.
Penggunaan pemuaian zat
a.
Keping bimetal
Keping
bimetal ialah dua keping logam yang berbeda koefisien muainya yang dikeling
menjadi satu . Jika keping bimetal itu dipanaskan maka keping itu akan
membengkok ke arah logam yang koefisien muainya paling kecil. Akan tetapi jika
didinginkan keping tersebut akan membengkok kearah logam yang koefisien muainya
paling besar.
b.
Termometer bimetal
Sebuah
termometer bimetal yang berbentuk
lingkaran. Ujung A diikat pada kaki termometer, ujung B diikat pada sebuah
jarum yang dapat berputar pada poros C kanan. Sebaliknya, jika suhunya turun
bimetal akan menjadi lebih lurus dan menggerakkan jarum ke kiri.
c.
Termostat
Sebuah
termostat di pakai untuk mempertahankan suhu suatu ruangan supaya tetap ( alat
pengukur suhu ). Termostat terdiri dari sebuah batang bimetal yang berbentuk
lingkaran, seperti halnya pada termometer bimetal. Ujung yang satu dijepit,
ujung yang lain bebas dan dilekatkan pada sebuah jarum yang dapat bergerak maju
mundur antara kotak listrik A dan B.
d.
Saklar otomatis
Bimetal
seperti susunan termostat itu juga banyak dipakai sebagai saklar otomatis, yang
dapat menghubungkan dan memutuskan aliran listrik secara otomatis, apabila
alatnya telah mencapai suatu suhu tertentu.
e.
Penggunaan lain – lain
Penggunaan
pemuaian benda yang dipanasi masih banyak lagi contohnya, misalnya termometer
air raksa, paku keling, pemasangan ban besi roda pedati, pemasangan kaca
jendela, dan rel kereta api harus diberi celah yang cukup untuk memuai kalau
hari panas. Gelas yang koefisien muainya besar dapat pecah kalau di beri air
panas. Gelas yang tahan panas ialah Gelas Pyrex.
G.
Masalah akibat
pemuaian zat
Masalah yang
timbul akibat pemuaian zat, diantaranya sebagai berikut.
a. Pemasangan kaca jendela
Kacapun akan memuai jika suhu naik atau hari panas. Oleh karena itu,
apabila kaca dipasang rapat – rapat pada bingkainya, kaca dapat pecah. Untuk
itu, agar kaca tidak pecah dalam pemasangannya harus diberi ruangan muai pada
bingkainya.
b. Pemasangan rel kereta api
Rel kereta api terbuat dari baja.
Jika suhu naik ( hari panas ), rel akan bertambah panjang. Karena rel itu cukup
panjang, pertambahan panjang itu tentu saja besar. Hal itu akan menyebabkan rel
melengkung dan dapat mengakibatkan kecelakaan kereta api, agar rel tidak melengkung
pada saat suhu naik ( hari panas ) maka
pada waktu pemasangannya antara potongan satu dan yang lain harus diberi celah
atau ruangan muai.
c. Pemasangan
Jembatan pada landasan
Jembatan yang terbuat dari besi atau
baja tentu saja akan memuai apabila suhunya naik dan menyusut apabila suhunya
turun. Pada saat memuai atau menyusut, besi itu menimbulkan gaya yang sangat
besar. Dengan demikian, pemuaian atau penyusutan dapat menyebabkan rusaknya
jembatan atau landasan jembatan. Untuk itu agar jembatan atau landasan jembatan
tidak rusak akibat pemuaian atau penyusutan, maka pada ujung jembatan harus
diberi ruang muai. Disamping itu, jembatan harus bertumpu pada silinder saja.
d. Gelas
Gelas yang bermutu rendah ( koefisien muainya besar )
apabila dituangi air panas akan pecah. Hal itu disebabkan oleh bagian yang
terkena air panas cepat memuai. Sedangkan bagian yang lain belum memuai. Dengan
demikian terjadi pemuaian yang tidak merata, pemuaian dan penyusutan
menimbulkan gaya yang besar sehingga gelas itu pecah.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1.
Suhu didefinisikan sebagai besaran yang
menyatakan ukuran derajat panas suatu benda.
Sedangkan panasmerupakan suatu bentuk energi yang terdapat pada suatu
materi (zat) .
2.
Alat yang digunakan untuk mengukur suhu yaitu Termometer.
3.
Ada empat jenis skala yaitu skala celsius,
Kelvin , Fahreinheit, dan Reamur.
4.
Pemuaian ada 3 yai pemuaian zat padat ,
pemuaian zar cair dan pemuaian gas.
5.
Pemuaian
zat padat ada 3 yaitu muai panjang , muai luas dan muai Volume.
B.
Saran
Demikianlah
makalah yang dapat kami susun. Kami
menyadari bahwa apa yang kami tulis ini bukanlah sebagaimana layaknya makalah
yang sempurna. Kritik dan saran yang
konstruktif sangat kami harapkan demi perbaikan untuk makalah selanjutnya. Harapan kami semoga dengan disusunnya makalah
ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.
REFERENSI
Giancoli,
Douglas C., 2001, Fisika Jilid I (terjemahan), Jakarta : Penerbit Erlangga
Halliday
dan Resnick, 1991, Fisika Jilid I, Terjemahan, Jakarta : Penerbit Erlangga
Tipler,
P.A.,1998, Fisika untuk Sains dan Teknik-Jilid I (terjemahan), Jakarta :
Penebit Erlangga
Young,
Hugh D. & Freedman, Roger A., 2002, Fisika Universitas (terjemahan),
Jakarta : Penerbit Erlangga
cahkleca.blogdetik.com/index.php/archives/101
di akses hari minggu 21 Oktober 2012
alljabbar.wordpress.com/2008/03/30/pemuaian diakses hari minggu 21 Oktober 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar