MAKALAH
DASAR ADMINISTRASI KEBIJAKAN KESEHATAN
PELAYANAN KESEHATAN MASYARAKAT
Oleh
ARINI FITRI
Nim : K11112122
Kelas : Kesmas C
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2012
KATA PENGANTAR
Assalamu
Alaikum Wr.wb
Puji
syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Tuhan atas limpahan rahmat dan
hidayah-Nya kepada kita semua. Rasa syukur itu dapat kita wujudkan dengan cara
memelihara lingkungan dan menjaga kesehatan serta mengasah akal budi untuk
memanfaatkan karunia Tuhan itu dengan sebaik-baiknya. Jadi, rasa syukur itu
harus senstiasa kita wujudkan dengan rajin belajar dan mengikuti perkembangan
ilmu pengetahuan. Dengan cara itu, kita akan menjadi generasi bangsa yang
tangguh dan berbobot serta pintar.
Atas
berkat Rahmat
Tuhan Yang Maha Esa, penulis dapat
menyusun dan menyelesaikan makalah ini dengan baik dan dalam waktu yang relative singkat. Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah
Dasar-Dasar Administrasi Kebijakan Kesehatan
pada
khususnya dan pembaca pada umumnya untuk
menambah wawasan tentang “Pelayanan Kesehatan Masyarakat”
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan dan
kesalahan yang mungkin kurang sesuai dengan keinginan pembaca. Olehnya itu,
penulis sangat terbuka untuk menerima semua saran dan kritikan yang dapat
membangun demi kesempurnaan makalah ini. Dan juga bertambahnya pengawasan dan wawasan penulis dalam
pembuatan makalah berikutnya.
Penulis
DAFTAR ISI
Sampul
Kata Pengantar
Daftar Isi
Bab I
Pendahuluan
A. Latar Belakang
B. Permasalahan
C. Tujuan dan
manfaat
Bab II
Pembahasan
A.
Pelayanan
Kesehatan
B.
Pelayanan
Kesehatan Masyarakat
C.
Program Pelayanan
Kesehatan Masyarakat
D. Perkembangan Program Pelayanan Kesehatan
Masyarakat di Indonesia
E. Berbagai Upaya untuk Pengembangan Pelayanan
Kesehatan Masyarakat
BAB
III Penutup
A.
Kesimpulan
B.
Saran
Daftar
Pustaka
|
…………………………………………
…………………………………………
…………………………………………
…………………………………………
…………………………………………
…………………………………………
…………………………………………
…………………………………………
…………………………………………
…………………………………………
…………………………………………
…………………………………………
…………………………………………
…………………………………………
…………………………………………
…………………………………………
…………………………………………
|
i
ii
iii
1
1
1
2
3
3
4
5
10
12
13
13
13
14
|
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Dalam
kehidupaan sehari-hari kita sering menemui pelayanan kesehatan di tempat
tertentu, seperti di Pustu, Puskesmas, dan rumah sakit. Pelayanan
kesehatan meliputi peningkatan, pencegahan, pengobatan, dan pemulihan, baik
pelayanan kesehatan konvensional maupun pelayanan kesehatan yang terdiri dari
pengobatan tradisional dan komplementer melalui pendidikan dan pelatihan dengan
selalu mengutamakan keamanan dan efektifitas yang tinggi.
Ruang lingkup pelayanan kesehatan masyarakat menyangkut kepentingan masyarakat banyak,
maka peranan pemerintah dalam pelayanan kesehatan masyarakat mempunyai bagian atau porsi yang besar. Namun
karena keterbatasan sumber daya pemerintah, maka potensi masyarakat perlu
digali atau diikutsertakan dalam upaya pelayanan kesehatan masyarakat tersebut.
Pengembangan pelayanan kesehatan masyarakat yang dilakukan
melalui Puskesmas didasarkan pada misi dididrikannya Puskesmas sebagai pusat
pengembangan kesehatan (Centre for Health Development) di wilayah kerja
tertentu.
B.
Permasalahan
1. Apakah itu Pelayanan Kesehatan ?
2. Seperti apakah pelayanan kesehahatan
masyarakat ?
3. Apa sajakah program pelayanan
kesehatan masyarakat ?
4. Bagaimana perkembangan program pelayanan
kesehatan masyarakat di Indonesia ?
5. Apa upaya untuk pengembangan
pelayanan kesehatan masyarakat ?
C.
Tujuan dan Manfaat
a. Tujuan
Adapun
tujuan dalam pembuatan makalah ini adalah untuk memberikan informasi tentang
pelayanan kesehatan masyarakat dan mengetahui program-program pelayanan
kesehatan masyarakat di Indonesia.
b. Manfaat
Pembuatan makalah ini diharapkan dapat bermanfaat bagi siapa
saja yang ingin menambah wawasan dan pengetahun tentang pelayanan kesehatan
masyarakat dan program pelayanan kesehatan masyarakat di Indonesia serta upaya
untuk pengembangan pelayanan kesehatan masyarakat.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pelayanan Kesehatan
1. Pengertian Pelayanan Kesehatan
Pengertian
pelayanan kesehatan banyak macamnya. Menurut pendapat Levey dan Loomba (1973), Pelayanan
kesehatan adalah setiap upaya yang diselenggarakan sendiri atau secara
bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan
kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan
perorangan, keluarga, kelompok dan ataupun masyarakat.
2. Macam Pelayanan Kesehatan
Pelayanan
kesehatan mencakup pelayanan kedokteran (medical services) dan pelayanan
kesehatan masyarakat (public health services). Jika dijabarkan dari pendapat
Hodgetts dan Cascio (1983) adalah :
1. Pelayanan kedokteran ditandai dengan
cara pengorganisasian yang dapat bersifat sendiri atau secara bersama-sama
dalam satu organisasi, tujuan utamanya ialaha untuk menyembuhkan penyakit dan
memulihkan kesehatan, serta sasarannya terutama untuk perseorangan dan
keluarga.
2. Pelayanan kesehatan masyarakat
ditandai dengan cara pengorganisasian yang umumnya bersama-sama dalam satu
organisasi, tujuan utamanya ialah untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan
serta mencegah penyakit, serta sasarannya terutama untuk kelompok dan
masyarakat.
3. Bentuk Pelayanan Kesehatan
Secara
umum, ada 3 tingkat atau gradasi penyakit yaitu sakit ringan (mild), sakit
sedang (moderate), dan sakit parah (severe) yang menuntut bentuk pelayanan
kesehatan yang berbeda pula. Oleh sebab itu, perlu dibedakan adanya 3 bentuk
pelayanan, yakni :
1. Pelayanan kesehatan tingkat pertama
(Primary health care) :
Pelayanan
kesehatan ini diperlukan untuk masyarakat yang sakit ringan dan masyarakat yang
sehat untuk meningkatkan kesehatan mereka atau promosi kesehatan. Pelayanan
yang diperlukan pada jenis ini bersifat pelayanan kesehatan dasar (basic health
services) atau juga merupakan pelayanan kesehatan primer atau utama (primary
health care). Bentuk pelayanan ini seperti Puskesmas, Puskesmas Pembantu,
Puskesmas Keliling, dan Balkesmas.
2. Pelayanan kesehatan tingkat kedua
(secondary health services) :
Pelayanan
kesehatan ini diperlukan oleh kelompok masyarakat yang memerlukan perawatan
nginap, yang sudah tidak dapat ditangani oleh pelayanan kesehatan primer.
Bentuk pelayanan ini misalnya Rumah Sakit tipe C dan D, dan memerlukan
tersedianya tenaga-tenaga spesialis.
3. Pelayanan kesehatan tingkat ketiga
(tertiary health services):
Pelayanan kesehatan
ini diperlukan untuk kelompok masyarakat atau pasiaen yang sudah tidak dapat
ditangani oleh pelayanan kesehatan sekunder. Pelayanan kesehatan ini sudah
komplek, dan memerlukan tenaga-tenaga super spesialis. Contohnya Rumah sakit
bertipe A dan B.
B.
Pelayanan Kesehatan Masyarakat
Pelayanan kesehatan masyarakat bertujuan
untuk meningkatkan kesehatan dan mencegah penyakit dengan sasaran utamanya
adalah masyarakat. Oleh karena ruang lingkup pelayanan kesehatan
masyarakat menyangkut kepentingan
masyarakat banyak, maka peranan pemerintah dalam pelayanan kesehatan masyarakat mempunyai bagian atau porsi yang besar. Namun
karena keterbatasan sumber daya pemerintah, maka potensi masyarakat perlu
digali atau diikutsertakan dalam upaya pelayanan kesehatan masyarakat tersebut.
Mengalang potensi masyarakat
mencakup 3 dimensi, yaitu :
1. Potensi masyarakat dalam arti
komunitas (misalnya masyarakat RT, RW, Kelurahan dan sebagainya). Bentuk-bentuk
partisipasi dan penggalian potensi masyarakat dalam pelayanan kesehatan
masyarakat seperti adanya dana sehat, iuran untuk PMT (Pembinaan Makanan
Tambahan), untuk anak balita, dan sebagainya.
2. Menggalang potensi masyarakat
melalui organisasi-organisasi masyarakat atau sering disebut Lembaga-lembaga
Swadaya Masyarakat (LSM). Penyelenggaraan pelayanan-pelayanan kesehatan
masyarakat oleh LSM-LSM pada hakikatnya merupakan bentuk partisipasi masyarakat
dalam system pelayanan kesehatan masyarakat.
3. Menggalang potensi masyarakat
melalui perusahaan-perusahaan swasta yang ikut membantu meringankan beban
penyelenggara pelayanan kesehatan masyarakat (Puskesmas, Balkesmas, dan
sebagainya).
Ada beberapa ketentuan yang perlu
diperhatikan dalam pelayanan kesehatan masyarakat, baik yang diselenggarakan
oleh pemerintah maupun swasta, antara lain :
a. Penanggung jawab; pengawasan,
standar pelayanan, dan sebagainya dalam pelayanan kesehatan masyarakat baik
pemerintah (Puskesmas) maupun swasta (Balkesmas) berada di bawah koordinasi
penanggung jawab seperti Departemen Kesehatan.
b. Standar pelayanan; pelayanan
kesehatan masyarakat, baik pemerintah maupun swasta harus berdasarkan pada
suatu standar tertentu. Di Indonesia standar ini telah ditetapkan oleh
Departemene Kesehatan, dengan adanya “Buku Pedoman Puskesmas”
c. Hubungan kerja; dalam hal ini harus
ada pembagian kerja yang jelas antara bagian satu dengan yang lain. Artinya
fasilitas kesehatan harus mempunyai struktur organisasi yang jelas yang
menggambarkan hubungan kerja baik horizontal maupun vertical.
d. Pengorganisasian potensi masyarakat;
keikutsertaan masyarakat atu pengorganisasian masyarakat ini penting, karena
adanya keterbatasan sumber-sumber daya penyelenggara pelayanan kesehatan
masyarakat.
C.
Program Pelayanan Kesehatan
Masyarakat
Untuk memberikan pelayanan kesehatan
secara menyeluruh kepada seluruh masyarakat, maka berikut ini akan dipaparkan
beberapa program pelayanan kesehatana masyarakat.
1. Puskesmas
Usaha kesehatan
masyarakat terutama dilakukan melalui peningkatan pelayanan Puskesmas dan upaya
kesehatan kerja. Upaya kesehatan Puskesmas direncanakan terutama ditujukn
kepada golongan ibu, anak, tenaga kerja, dan masyarakat berpenghasilan rendah
baik di pedesaan maupun di perkotaan.
Puskesmas akan
dikembangkan menjadi pusat pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya.
Pemerataan upaya kesehatan Puskesmas akan diusahakan, baik melalui peningkatan
fungsi Puskesmas maupun peran serta masyarakat dengan pendekatan Pembangunan
Kesehatan Masyarakat Desa (PKMD).
2. Keluarga Berencana
Kegiatan
kelurga berencana diarahkan pada pengembangan keluarga sehat sejahtera, yaitu
dengan makin diterimanya Norma Keluaga Kecil yang Bahagia dan Sejahtera (NKKBS)
melalui kegiatan penyuluhan dan motivasi pada pasangan usia subur, generasi
muda serta pelayanan medic KB.
Pelaksanaan
program KB dilaksanakan secara bertahap, mula – mula program mempunyai
orientasi klinis. Kemudian berkembang dengan pesat, untuk mendapat liputan yang
lebih luas, beberapa tenaga pelaksana lapangan ditempatkan di klinik juga
diwajibkan mengadakan kunjungan ke rumah-rumah untuk memberikan motivasi dan
penerangan di mana dapat memperoleh pelayanan KB.
Peningkatan
peranan masyarakat dalam program KB akan memungkinkan alih peran pengelolaan
program KB kepada masyarakat di masa yang akan datan, dengan demikian
perkembangan NKKBS juga akan menjadi kenyataan.
3. Kesejahteraan Ibu dan Anak
Pelayanan dan
monitoring ibu hamil, ibu melahirkan, dan ibu menyusui ditingkatkan melalui
pemeriksaan kehamilan, imunisasi, identifikasi risiko tinggi kehamilan dan
tindak lanjutnya, pelayanan ibu menyusui dan pertolongan oleh tenaga terlatih.
Pelayanan bayi
dan anak prasekolah termasuk murid Taman Kanak-kanak dilakukan melalui
penelitian dan pengamatan dari pertumbuhan dan perkembangan secara berkala,
imunisasi, identifikasi risiko tinggi dengan tindak lanjutdan pencegahan
dehidrasi.
Peran serta
masyarakat ditingkatkan melalui penyuluhan yang terutama ditujukan kepada ibu
dan dukun beranakserta guru TK. Penyuluhan juga dilakukan melalui PKK.
4. Kesehatan Sekolah
Melalui Usaha
Kesehatan Sekolah (UKS) diharapkan dapat ditingkatkan derajat kesehatan dan
kemampuan untuk hidup sehat dari anak sekolah pada tingkat Sekolah Dasar dan
Sekolah Dasar Luar Biasa (SDLB), SMP, dan SMA termasuk pondok pesantren melalui
upaya peningkatan, pencegahan, pengobatan dan pemeliharaan sehingga mempunyai
dampak terhadap penurunan angka absensi karena sakit.
5. Kesehatan Gigi dan Mulut
Dalam
memperluas jangkauan, pemerataan dan peningkatan suatu pelayanan kesehatan gigi
dan mulut dilakukan kegiatan-kegiatan :
a. Pelayanan kesehatan gigi pada unit
kelurga terutama ibu hamil, ibu menyusui dan anak pra sekolah.
b. Pelayanan kesehatan gigi dan mulut
secara paripurna di sekolah dasar, kegiatan promotif dan preventif di SD.
c. Pelayanan medic dasar kedokteran
gigi dilakukan di puskesmas.
6. Kesehatan Jiwa
Tujuan pokok
kesehatan ini adalah mencegah meningkatnya angka penderita berbagai gangguan
jiwa, seperti psikonerotik, psikomatik, retardasi mental, kelainan perilaku dan
penyalahgunaan narkotik, alcohol, obat, dan bahan berbahaya lainnya.
Pelayanan
kesehatan jiwa dilakukan berdasarkan pendekatan yang menyeluruh dan mendalam
dari berbagai segi yang saling berkaitan, dan melakukan pembinaan sehingga
dapat memberikan pelayanan kesehatan jiwa, terutama untuk dapat mendeteksi
secara dini berbagai gangguan kesehatan jiwa.
7. Laboratorium sederhana
Sasaran pokok
kegiatan ini adalah meningkatkan kemampuan pemeriksaan sediaan, untuk mencapai
ini dilakukan penataran tenaga laboratorium. Kegiatannya adalah melaksanakan
pelayanan rutin, penyuluhan dan pengiriman sediaan penyakit dalam rangka
pengamatan kejadian penyakit.
8. Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa
(PKMD)
PKMD
diselenggarakan oleh masyarkat sendiri yang pengelolaan di lapangan
memanfaatkan sumber-sumber setempat dalam penyelenggaraan secara terus-menerus
serta terorganisir hingga ikut merangkaikan hasil-hasil kegiatannya secara
tersambung dengan perpanjangan program-program Puskesmas di desanya serta mampu
terpadu dan menunjang system kesehatan nasional.
9. Program pencegahan dan pemberantasan
penyakit menular
Tujuan pokok
kegiatan ini adalah untuk mencegah timbulnya penyakit, menurunkan angka kesakitan,
kematian, dan akibt bu7ruk dari penyakit menular. Untuk mencapai tujuan
tersebut diambil langkah-langkah untuk meningkatkan :
Pengamatan
penyakit menular, termasuk pelabuhan.
Kualitas
dan kuantitas tenaga di bidang epidemiologi, entomologi, ekologi, sanitasi, dan
laboratorium.
Kemampuan
masyarakat untuk menolong dirinya sendiri dalam hal pencegahan dan
pemberantasan penyakit menular dengan menggunakan teknologi tepat guna dan
secara sederhana yang berhasilguna dan berdayaguna.
Penggunaan
alat, serum dan vaksin dalam negeri.
Isolasi
penderita npenyakit manular.
Pengamatan
vector penyakit.
10. Pencegahan dan pemberantasan
penyakit tak menular
Tujuan kegiatan
ini adalah menurunkan angka kesakitan dan angka kematian akibat penyakit
jantung, dan pembuluh darah, kanker, kecelakaan, dan lain-lain. Kegiatan
pelayanan penyembuhan dan pemulihan diutamakan pada pengobatan jalan melalui
Puskesmas dan rujukannya.
Sebagai langkah
pertama diadakan kegiatan pengumpulan data dan penelitian tentang masalah
penyakit tak menular, antara lain dengan mengadakan kegiatan panduan dan
penjaringan selektif pada Puskesmas di daerah tertentu.
11. Program perbaikan gizi
Program ini
bertujuan bertujuan untuk menunjang upaya penurunan angka kematian balita, dan
meningkatkan kemampuan masyarakat guna mewujudkan derajat kesehatan yang
optimal, melalui peningkatan status gizi, terutama bagi golongan rawan dan
masyarakat berpenghasilan rendah baik di desa maupun di kota.
Pokok kegiatan
yang dilaksanakan dalm program perbaikan gizi adalah Usaha Perbaikan Gizi
Keluarga (UPKG), pencegahan dan penanggulangan penyakit gangguan gizi terutama
KKP, Kekurangan Vitamin A, gondok endemic dan anemi gizi besi, peningkatan gizi
anak sekolah, dan pelayanan gizi institusi.
12. Program peningkatan kesehatan lingkungan
Program ini
bertujuan mencapai mutu lingkungan yang dapat menjamin kesehatan menuju derajat
kesehatan masyarakat yang optimal, serta untuk mewujudkan keikutsertaan dan
kesadaran masyarakat dan sector pemerintah yang berkaitan dalam tanggung jawab upaya
peningkatan dan pelestarian kesehatan lingkungan.
Program ini
meliputi program peningkatan air bersih, program penyehatan perumahan dan
lingkungan, program pengawasan kualitas lingkungan, dan pengembangan kegiatan
instalasi pemeriksaan specimen kesehatan lingkungan.
D.
Perkembangan Program Pelayanan
Kesehatan Masyarakat di Indonesia
Mengkaji perkembangan pelayanan
kesehatan massyarakat di Indonesia memang sejalan dengan perjuangan bangsa
mensejahterahkan masyarakat Indonesia. Beberapa catatan penting di bawah ini
baik sebelum maupun sesudah Indonesia merdekadapat dijadikan tonggak sejarah
perkembangan program kesehatan masyarakat di Indonesia.
Ø Tahun 1942 : Mulai dirintis
pengembangan program pendidikan kesehatan masyarakat untuk peningkatan sanitasi
lingkungan di wilayah pedesaan.
Ø Tahun 1952 : Pengembangan upaya
usaha Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) mulai dirintis dengan didirikannya
Direktorat KIA di lingkungan Kementrian Kesehatan
Ø Tahun 1956 : Proyek UKS
diperkenalkan di wilayah Jakarta.
Ø Tahun 1959 : Program pemberantasan
penyakit malaria di milai dengan bantuan WHO.
Ø Tahun 1960 : UU Pokok kesehatan
dirumuskan
Ø Tahun 1969 : Dengan mulai
tersusunnya Repelita, sector kesehatan juga mulai menata perencanaannya secara
nasional
Ø Tahun 1982 : Sistem Kesehatan Nasional
(SKN) mulai diberlakukan.
Ø Tahun 1988 : Penggunaan obat generic
diperkenalkan
Ø Tahun 1991 : Dokter sebagai pegawai
tidak tetap (PTT) mulai diberlakukan.
Ø Tahun 1992 : UU no. 23 mulai
diterapkan untuk sector kesehatan.
Ø Tahun 1994 : Keppres 36 tentang strategi
penanggulangan AIDS Nasional dan Daerah
Ø Tahun 1995 : Pekan Imunisasi
Nasional (PIN) dimulai untuk mencapai target Indonesia bebas polio tahun 2000.
Pembangunan Puskesmas di Indonesia
mulai dirintis dengan berbagai pertimbangan yang bersifat strategis. Untuk
jangka panjang pengembangan pelayanan kesehatan dasar (Primary Health Care/PHC)
melalui Puskesmas dinilai jauh lebih efisien dan efektif hasilnya dibandingkan
pengembangan pelayanan RS.
Dari konsep pengembangan PHC
lahirlah konsep PKMD (Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa) di Indonesia. PKMD
saat ini sudah berkembang menjadi model peran serta masyarakat di bidang
pelayanan kesehatan yang kemudian diberikan nama sesuai dengan muatan lokalnya
seperti muatan tambahan program gizi dikenal dengan nama UPKG (Upaya Pelayanan
Gizi Keluarga); Proyandu (Program Pelayanan Terpadu) yang diberikan muatan
program KIA, Gizi (Penimbangan Balita, pemberian vitamin A untuk Balita, dan
Sulfas Ferrosus untuk Ibu Hamil), P2M (Imunisasi dan pemberantasan diare, cacingan),
program KB (Konseling); POD (Pos Obat Desa); DUKM (Dana Upaya Kesehatan
Masyarakat) semacam ansuransi kesehatan di desa; Bidan Desa dengan Polindes
(Poliknik Persalinan); pembinaan pengobatan tradisional, dan sebagainya.
Globalisasi dan liberalisasi perdagangan
dunia (AFTA 2003 dan APEC 2010-2020) akan berpengaruh pada kebijakan
peningkatan kualitas pelayanan kesehatan di Indonesia. Peningkatan kualitas SDM
melalui pendidikan dan pelatihan sangat dibutuhkan untuk memasuki persaingan
global di bidang kesehatan.
Setelah 25 tahun Indonesia
mengembangkan primary health care services, Indonesia sudah mencatat sukses
besar dengan turunnya tingkat kematian bayi (IMR), tingkat fertilitas (FR),
tingkat kematian ibu bersalin (MMR), kematian kasar (CDR), angka kesakitan
beberapa penyakit menular terutama yang bias dicegah dengan imunisasi dan
memperpanjang angka harapan hidup.
Meskipun Indonesia sudah mencatat sukses besar di bidang
pembangunan kesehatan namaun globalisasi di bidang jasa pelanyanan kesehatan
juga akan ditandai dengan adanya investasi modal asing di Indonesia untuk
membangun pusat–pusat pelayanan kesehatan seperti RS dan laboratorium, termasuk
di biidang farmasi dengan membangunpabrik obat PMA . Akibatnya, persaingan
tenaga kesehatan juga akan berlangssung semakin ketat.
E.
Berbagai Upaya untuk Pengembangan
Pelayanan Kesehatan Masyarakat
Pengembangan pelayanan kesehatan
masyarakat yang dilakukan melalui Puskesmas didasarkan pada misi dididrikannya
Puskesmas sebagai pusat pengembangan kesehatan (Centre for Health Development)
di wilayah kerja tertentu. Upaya pengembangannya dapat dilaksanakan melalui
perluasan jangkauan wilayah sesuai dengan tingkat kemajuan wilayah sesuai
dengan tingkat kemajuan transportasi, peningkatan rujukan, peningkatan mutu pelayanan
dan keterampilan staf, peningkatan manajemen organisasi dan peningkatan peran
serta masyarakat. Adapun upaya untuk
pengembangan pelayanan kesehatan masyarakat, antara lain :
1. Meluaskan jangkauan pelayanan
kesehatan sampai ke desa-desa dengan membangun Puskesmas yang baru, Puskesmas
Pembantu, Pos Kesehatan, Posyandu, dan penempatan Bidan di desa yang mengelola
sebuah polindes (Poliknik Persalinan Desa).
2. Meningkatkan mutu pelayanan
kesehatan, baik dengan meningkatkan keterampilan dan motivasi kerja staf dengan
memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat maupun dengan cara mencukupi
berbagai jenis kebutuhan peralatan dan obat-obatan.
3. Pengadaan peralatan dan obat-obatan
disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat. Perencanaan pengadaan obat seharusnya
didasarkan pada analisis epidemiologi penyakit yang berkembang di wilayah
kerjanya.
4. System rujukan di tingkat pelayanan
kesehatan dasar lebih diperkuat dengan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan
sampai ke tingkat desa. Rujukan pelayanan kesehatan akan dapat terlaksana bila
pembangunan sector lain di tingkat Kecamatan juga mendukung yaitu tersedianya
fasilitas transportasi yang lebih memadai dan peningkatan pendapatan keluarga.
5. Peran serta masyarakat melalui
pengembangan Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa (PKMD). Kegiataan ini perlu
dilakukan secara gotong-royong dan swadaya sehingga masyarakat mampu mencapai
mutu hidup yang sehat dan sejahtera.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1. Pelayanan kesehatan adalah setiap
upaya yang diselenggarakan sendiri atau secara bersama-sama dalam suatu
organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan
menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan perorangan, keluarga, kelompok
dan ataupun masyarakat (Levey dan Loomba,1973).
2. Pelayanan kesehatan mencakup
pelayanan kedokteran (medical services) dan pelayanan kesehatan masyarakat
(public health services)
3. Ketentuan yang perlu diperhatikan
dalam pelayanan kesehatan masyarakat yaitu Penanggung jawab, standar pelayanan,
hubungan kerja; dan pengorganisasian potensi masyarakat
4. Program-program pelayanan kesehatan
masyarakat meliputi Puskesmas, Keluarga Berencana, Kesejahteraan Ibu dan Anak,
Usaha Kesehatan Sekolah (UKS), Kesehatan Gigi dan Mulut, Kesehatan Jiwa, Laboratorium sederhana, Pembangunan Kesehatan Masyarakat
Desa (PKMD), Program
pencegahan dan pemberantasan penyakit menular, Pencegahan dan pemberantasan
penyakit tak menular, Program
perbaikan gizi, dan Program
peningkatan kesehatan lingkungan
B.
Saran
Saran yang dapat dikemukakan adalah
diharapkan agar pemerintah meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan
masyarakat, agar tercapai derajat kesehatan masyarakat setinggi-tingginya.
DAFTAR PUSTAKA
Azwar, Azrul.1996.Pengantar Administrasi Kesehahatan Edisi
Ketiga.Tanggerang : Binapura Aksara
Muninjaya, A.A Gde.1999.Manajemen Kesehatan.Jakarta : Penerbit
Buku Kedokteran EGC
Sukarni, Mariyati.1994.Kesehatan Keluarga Lingkungan.Yogyakarta
: Kanisius
Notoatmodjo, Soekidjo.2003.Ilmu Kesehatan Masyarakat (Prinsip-prinsip
Dasar).Jakarta : PT. Asdi Mahasatya